Studi lapangan Di Jenggawa

Kekompakan dalam mengerjakan apapun, akan mendapat hasil yang lebih baik

OSIS MAMUKAL Periode 2013-1014

Organisasi adalah sebuah tanggung jawab, bukan hanya sekedar untuk mendapat nama

Gotong royong dalam pembuatan sekolah tercinta

Segala pekerjaan apabila diselesaikan bersama, maka akan mendapat hasil yang baik dan lebih cepat

Praktikum terakhir

Tugas dan tanggung jawab

Aku dan adikku

Keluarga dan saudara yang tak akan terpisahkan

Selasa, 24 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR “PENGGUNAAN MIKROSKOP”







LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“PENGGUNAAN MIKROSKOP”
















Oleh :
Mohammad Faid Rizal Fahri
150210103101
KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

      I.          JUDUL
Penggunaan Mikroskop
    II.          TUJUAN
1.     Memperkenalkan kompenen – kompenen mikroskop dan cara penggunaannya
2.     Mempelajari cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati di bawah mikroskop
3.     Mengukur luas pandang mikroskop
  III.          DASAR TEORI
             Penyelidikan tentang objek-objek yang berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhook (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop . Mikroskop pertama mampu melihat perbesara objek hingga 150x ukuran asli. Dengan teknik dan susulan lensa yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat melihat objek mikroskopis dengan lebih detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis. (Biologi untuk SMA Kelas XI.2005:21)
            Dua para meter penting dalam mikroskopi (teknik – teknik dalam penggunaan mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesarann (magnification)adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya.Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik.Misalnya,benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai satu bintang di langit mungkin diresolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop. (Campbell,2008:103)
Mikroskop dan Komponen-komponennya
            Pada mikroskop cahaya, preparat yang diwarnai biasanya diperiksa dengan transiluminasi. Mkroskoptersebut terdiri dari bagian mekanis dan optis. Komponen mekanis dilukiskan dalam Gambar 1-2. Komponen optis terdiri dari 3 sistem lensa : kondensor, lensa benda, dan lensa mata (okular). Lensa kondensor memproyeksikan satu kerucut sinar untuk menyinari objek yang akan di periksa. (Peranan kondensor biasanya diremehkan karena ia tidak menambah pembesaran, tetapi penggunaannya yang tepat mempengaruhi kualitas bayangan yang diamati). Lensa benda (Obyektif) memperbesar obyek dan memproyeksikan bayangan ke arah lensa mata (Okuler). Lensa mata lebih memperbesar bayangan ini dan memproyeksikan ke retina pengamat atau di atas suatu layar atau pelat fotografik. Derajat pembesaran total di peroleh dengan mengalihkan kekuatan pembesaran benda dan lensa mata
Resolusi (pemisahan)
           Faktor kritis dalam memperoleh sutu bayangan yang baik dengan mikroskop adalah resolusi, yang merupakan jarak terkecil di antara dua partikel yang masih dapat di bedakan satu sama lain. Misalnya, 2 partikel akan terlihat berbeda bila mereka dengan suatu jarak sebesar 0,3µm dan mikroskop tersebut mempunyai suatu faktor resolusi sebesar 0,2µm. Tetapi, jika kedua partikel yang sama tersebut di perkirakan dengan suatu mikroskop yang mempunyai suatu faktor resolusi 0,5µm, mereka akan etrlihat sebagai satu titik. Daya pisah mikroskop cahaya terbaik kira-kira 0,2µm.
          Kualitas suatu bayangan – kejelasan dan banyaknya detail – tergantung pada daya pisah mikroskop. Pembesaran tidak berhubungan dengan daya pisahnya dan hanya bermanfaat bila disertai dengan suatu daya pisah yang tinggi. Daya pisah suatu mikroskop terutama tergantung kepada lensa bendanya. Lensa mata hanya memperbesar bayangan yang di peroleh dari lensa benda , ia tidak memperbaiki resolusi. Jadi, pembesaran pembesaran tinggi dengan resolusi rendah memberikan bayangan kabur yang kurang bermanfaat.(LUIS C. JUNQUEIRA, MD. 1991: 4)
            Mikroskop memungkinkan para peneliti untuk melihat rincian sel dan makro molekul yang tidak tampak dengan mata biasa. Mikroskop cahaya mempergunakan transiluminasi dan digunakan untuk mempelajari jaringan hidup dan jaringan yang di awetkan dan jaringan-jaringan yang berfluoresensi atau jaringan yang di beri zat fluoresen. Mikroskop elektron menyinari jaringan dengan batas elektron. Mikroskop ini mempunyai daya pisah 1000 kali di banding mikroskop cahaya dan memungkinkan pengamatan sampai batas atom(Kurt E. Johnson:2000:1)
           
  



  IV.          METODE PRAKTIKUM
4.1  ALAT
1.     Mikroskop
2.     Gelas objek dan gelas penutup
3.     Penggaris
4.     Pensil
4.2  BAHAN
- Potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” dan “d”





CARA KERJA
Pengamatan potongan huruf “b” atau “d”
                      Meletakkan potongan huruf “b” atau “d” pada gelas obyek
Menutup kertas dengan perlahan-lahan dengan gelas penutup


Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah

 
Membandingkan dan mengamati letak bayangan dengan letak obyek


Menggambar bayangan tersebut


Menggeser preparat dari kiri ke kanan


Mencatat hasil pengamatan






4.2.1      
 Menutup kertas dengan perlahan-lahan dengan gelas penutup


Meletakkan potongan huruf “b” atau “d” pada gelas obyek

Mengukur luas bidang pandang

Mengamati lewat lensa okuler, dimana letak huruf “d” atau “b”

 Memerhatikanbagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu

Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah,



Mengggeser ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat


Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala

Menggeser  ke arah kiri sampai posisi yang sama mencapai oleh bagian kanan


 













                                                                                                                              
 Menghitung luas bidang pandang selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang) dengan menggunakan rumus
 (L = πr²)
)



 


Mencatat hasil pengamatan


 





    V.          HASIL PENGAMATAN
5.1   Pengamatan potongan kertas bertuliskan huruf “b” atau “d”
Potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” dilihat menggunakan mikroskop menjadi huruf “q” dan potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” setelah dilihat menggunakan mikroskop menjadi huruf “p” dengan sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik, diperbesar.
Gambar:
Pengamatan pada huruf “b”                                       Pengamatan pada huruf “d”
b      q          d       p
·       Perubahan arah bayangan ketika preparat digerser :
1.     Jika preparat digeser ke kanan, maka bayangannya bergerak ke kiri
2.     Jika prepaat digeser ke kiri, maka bayangannya bergerak ke kanan
3.     Jika preparat digeser ke atas, maka bayangannya bergerak ke bawah
4.     Jika preparat digeser ke bawah, maka bayangannya bergerak ke atas

5.2 
q
 Pada pengamatan mengukur luas bidang pandang
b
 



o  Pada saat preparat digeser ke arah kiri hingga bayangan terletak pada batas akhir, menunjukan skala 110 mm
o  Pada saat preparat digeser ke arah kanan hingga bayangan terletak pada batas akhir, menunjukan skala 104 mm
o  Untuk menghitung luas bidang pandang selisih antara kedua titik dengan cara skala terbesar dikurangi skala terkecil

     =3,14.32
      = 28,26

Secara matematis dapat ditulis:
110mm-104mm=6mm                                             L = πr²

Dengan diameter 6mm berati jari-jarinya 3mm         


  VI.          PEMBAHASAN
            Dalam praktikum “Penggunaan Mikroskop” ini, mengamati sifat-sifat bayangan pada potongan huruf “p” adan “b”, mengetahui komponen – komponen pada mikroskop dan mengukur luas bidang pandang dengan menggunkakan mikroskop binokuler.
            Dalam hasil pengamatan kali ini huruf “d” ketika diamati menggunakan mikroskop terlihat menjadi “p” dan pada huruf “b” terlihat menjadi huruf “q”. Hal ini disebabkan karena kedua lensa yaitu lensa okuler dan lensa obyektif merupakan lensa cembung. Lensa obyektif mempunyai sifat nyata, terbalik, diperbesar sedangkan lensa okuler mempunyai sifat maya, terbalik, diperbesar. Dalam hal ini, dipengaruhi oleh perbesaran suatu mikroskop yang mana merupakan hasil dari dua sistem lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler yang terletak dibagian atas didekat mata. Lensa obyektif bekerja mengatur fokus sinar lampu pada obyek yang ditempatkan dibelakang titik fokus F1 dan memperbesar obyek sehingga mengahasilkan bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa okuler. Bayangan nyata yang terletak didepan titik fokal F1 dari lensa okuler diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk bayangan semu (maya) yang mana dapat dilihat oleh mata.
            Dengan demikian dapat dikatakan bahwa total pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Sehingga pada mikroskop cahaya, mempunyai sifat bayangan sementara yaitu semu, terbalik, diperbesar.Ketika menggeser preparat dari kiri ke kanan pergeseran bayangan menjadi ke arah kiri, sedangkan saat menggeser preparat dari kanan ke kiri pergeseran bayangannya menjadi ke arah kanan. Begitu pula apabila kita menggeser preparat dari depan ke belakang pergeserannya menjadi ke depan dan ketika menggeser preparat dari belakang ke depan pergeseran bayangan menjadi ke depan. Hal ini membuktikan bahwa pergerakan bayangan berlawanan dengan arah pergerakan preparat.

Mengukur Luas bidang pandang`
            Pada saat menghitung luas bidang pandang pada mikroskop, kita harus memperhatikan meja obyek atau meja mikroskop yang mana terdapat skala yang terletak di sisi kanan dan di sisi belakang dimana skala ini menentukan dua sumbu. Skala tersebut menunjukkan angka yang dihasilkan oleh bayangan batas terakhir huruf terlihat ketika menggeser meja mikroskop dengan menggunakan pemutarnya. Dengan menggeser meja preparat ke arah kiri sampai batas terakhir huruf terlihat, arah bayangannya bergeser ke arah kanan dan skala akan menunjukkan angka yang terbentuk. Apabila kita menggeser meja preparat ke arah kanan, bayangannya ke arah kiri sehingga didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut.
            Pada saat menggeser meja preparat ke arah depan, bayangan yang diperoleh ke arah belakang sehingga didapatkan skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut. Begitu juga apabila meja mikroskop digeser ke arah belakang, maka bayangan yang terbentuk berada di arah depan, sehingga diperoleh skala yang ditunjukan oleh terbentuknya bayangan tersebut. Setelah mendapatkan skala dari sisi kiri, kanan, depan, dan belakang, kita menghitung selisihnya untuk mendapatkan diameter. Batas kanan dengan kiri dihitung selisihnya yang mana nantinya akan mendapat x, begitu pula dengan batas depan dan belakang dihitung pula selisihnya dan akan mendapatkan y. Setelah mendapatkan x dan y dari arah kanan – kiri dan depan – belakang kita dapat mencari diameter dan selanjutnya mencari jari – jari, yang mana jari-jari akan dibutuhkan untuk menghitung luas bidang pandang dengan menggunakan rumus :
L = πr²
Dimana, π sudah menjadi ketentuan yaitu 3,14.
Penggunaan Mikroskop
 VII.        Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop
a. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan. 
 b. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti
meja dalam  keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dg. Tabung tegak, tidak berlaku
untuk mikroskop dg. Tabung miring
c. Preparat basah harus selalu ditutup dg. Gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop 
d. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e. Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera laporkan kepada
laboran.
f. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif dg. Perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah. (Wirjosoemarto,Koesmadji dkk. Tth. Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia)

           Pemeliharaan Mikroskop
a. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari uap asam-basa.
Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang dilengkapi silica gel,
yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop tidak  lembab. Selain itu dapat
pula dalam almari yang diberi lampu 
b. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk membersihkan
debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot 
atau kuas lembut.                        
c. Bersihkan kotoran, berkas jari, minyak dan lain-lain  pada lensa dengan menggunakan
kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit alkohol-ether atau isopropil
alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan lensa dengan saputangan atau kain
d. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan  sedikit deterjen. 
e. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Hati-hati  xilol dapat merusak bahan plastik

VIII.        PENUTUP
8.1  KESIMPULAN
1.     Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
2.     Komponen – komponen mikroskop terdiri atas bagian optik dan bagian mekanis.
a.      Bagian Optik
·       Cermin
·       Lensa kondensor
·       Lensa obyektif
·       Lensa okuler
·       Diafragma
·       Reflektor
b.     Bagian Mekanis
·       Tabung mikroskop
·       Kaki mikroskop
·       Makrometer (pemutar kasar)
·       Mikrometer (pemutar halus)
·       Revolver
·       Meja mikroskop
·       Penjepit kaca
3.     Terdapat beberapa jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
4.     Bayangan yang terbentuk adalah maya, terbalik, diperbesar.
5.     Untuk menghitung luas bidang pandang menggunakan rumus L = πr






















DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Junqueira, Luis C. 1991.Histologi.Jakarta:Buku kedokteran EGC
Solomon. 2005. Biologi untuk SMA Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Koesmadji Wirjosoemarto, dkk. Tth. Teknik Laboratorium. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Johnson, Kurt E.2000.histologi dan biologi sel.Jakarta:Seri Kapita Selekta




























LAMPIRAN
Bentuk bayangan b                                                    bentuk bayangan d






























                                

  v